Pekarangan adalah sebidang tanah disekitar rumah yang dikelilingi pagar bila dimanfaatkan secara maksimal dapat berperan sebagai pemberi keindahan dan keasrian, sekaligus apotek hidup dan warung hidup yang memudahkan kita memperoleh obat alami dan bumbu dapur yang masih segar. Jika dimanfaatkan secara maksimal dapat meningkatkan pemenuhan gizi mikro melalui perbaikan menu keluarga.
Pekarangan dapat diberdayakan untuk berbagai komoditas (tanaman, ternak dan ikan) sertadapat dilakukan secara terpadu mulai dari tanaman buah, sayuran, tanaman obat-obatan, tanaman perkebunan, pemeliharaan ternak dan pemeliharaan ikan. Budaya memanfaatkan pekarangansebenarnya telah lama dilakukan oleh masyarakat, terutama di pedesaan, meski demikian perlu digalakkan kembali mengingat kondisi saat ini kurang mendapat perhatian.
Pada lahan luas dianjurkan untuk menanam tanaman khususnya tanaman buah, seperti jerukdan jambu biji, sedangkan untuk lahan yang sempit dapat dianjurkan untuk menanam tanaman buah dalam pot (Tabulampot).
Pekarangan yang ditata teratur, dengan memahami aneka
tanaman dan buah-buahan akan menambah keindahan rumah sehingga membuat suasana
asri, tentram dan indah.
Manfaat Pekarangan
A.
Sebagai Lumbung Hidup
Pekarangan mempunyai peranan yang besar sebagai penopang ketahanan pangan. Dengan memanfaatkan pekarangan sebagai lumbung pangan dengan menanam umbi-umbian yang tahan bertahun-tahun dan adaptif dengan segala musim dan cuaca, semacam ketela, ganyong, gadung dan sebagainya.
Tanaman tersebut dapat dijadikan sumber pangan alternative ketika paceklik atau gagal panen, dengan kata lain pekarangan mempunyai fungsi ekonomi yang cukup strategis yang hasilnya dapat dipanen sewaktu-waktu jika dibutuhkan.
Upaya pengembangan pemanfaatan pekarangan, diharapkan dapat memantapkan ketahanan pangan keluarga melalui perbaikan gizi dengan makanan beragam, bergizi, seimbang dan aman di tingkat rumah tangga.
B.
Sebagai Warung Hidup
Prinsip warung hidup adalah pemanfaatan pekarangan dengan
tanaman produktif yaitu tanaman yang menghasilkan baik buah, bunga, biji, dan
daun yang berguna untuk dimakan, seperti sayuran dan buah-buahan.
Warung hidup berasal dari kata warung yaitu hasil pekarangan apa saja yang dapat dijual diwarung dan dapat menjadi uang.
C.
Sebagai Bank Hidup
Di dalam pekarangan juga dapat dipelihara hewan ternak kecil
seperti ikan, kelinci, ayam, bebek, kambing dan sebagainya serta ditanam pohon
buah seperti mangga, durian (yang bersifat tahunan) sebagai bank hidup dalam
artian bahwa selain hasilnya bisa dikonsumsi juga dapat dijual untuk kebutuhan
hidup keluarga pada saat panen.
D.
Sebagai Aspek Hidup
Prinsip Utama apotek hidup adalah pemanfaatan pekarangan
dengan tanaman obat yang hasilnya untuk kebutuhan jasmaniah. Jenis tanaman
untuk apotek hidup sangat banyak dan perlu dikembangkan, jika pekarangannya
kecil dapat ditanam dalam pot.
E.
Estetika
Pekarangan dapat juga berfungsi sebagai taman yang akan
memberikan kenyamanan dan keindahan serta dapat memenuhi kebutuhan jasmaniah
dan rohaniah terutama anggota keluarga maupun siapa saja yang lewat sekitar
rumah kita.
Pekarangan
Sebagai Sumber Gizi Keluarga
Pemanfaatan pekarangan sebagai sumber gizi keluarga yang
dikelola secara baik diharapkandapat meningkatkan konsumsi pangan dan gizi bagi
keluarga. Semakin beragam tanaman pangan, sayuran dan buah serta tanaman obat
keluarga (TOGA) yang dibudidayakan, maka diharapkan rumah tangga yang mengelola
pekarangan tersebut gizinya dapat terpenuhi dan kehidupannya lebih sejahtera.
Pengelolaan pekarangan dalam rangka memperhatikan gizi keluarga
tidak dapat dipisahkan dari prinsip-prinsip usaha berkelanjutan dan kondisi
social masyarakat. Oleh karena itu, pemanfaatan pekarangan sebaiknya dilandasi 3 prinsip yaitu hemat biaya produksi,
berkesinambungan/berkelanjutan dan pengembangan tanaman pangan yang bernilai
gizi tinggi.
Pengembangan
Pemanfaatan Pekarangan
Lahan pekarangan bagi keluarga yang berpenghasilan rendah
dapat dikelola sebagai lumbung hidup, apotek hidup, warung hidup atau sekaligus
sebagai penambah kehidupan. Hal ini artinya para keluarga dapat menyediakan
sendiri bahan pangan yang beranekaragam melalui pengolahan pekarangan, baik
yang ada disekitar rumah ataupun lahan lain.
Lahan pekarangan sudah lama dikenal dan memiliki multi
fungsi. Adapun fungsi pekarangan adalah untuk menghasilkan : (1) bahan makanan
sebagai tambahan hasil sawah dan tegalan; (2) sayuran dan buah-buahan; (3)
unggas, ternak ikan; (4) rempah, bumbu-bumbuan dan wangi-wangian; (5) bahan
kerajinan tangan; (6) kayu bakar; dan (7) uang tunai. Beberapa hal yang mempengaruhi
tingkat konsumsi pangan masyarakat antara lain factor kesediaan, daya beli dan
social budaya.
Salah satu upaya yang dilakukan guna peningkatan kesediaan
bahan pangan untuk dikonsumsi dalam skala mikro adalah melalui pemanfaatan
pekarangan dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Kebijakan yang ditempuh pemerintah dalam pelaksanaan
pengembangan pemanfaatan pekarangan adalah dalam rangka melengkapi kebutuhan
konsumsi pangan/penyediaan pangan sumber protein, vitamin dan mineral dengan konsumsi
yang beranekaragam dan seimbang bagi masyarakat/keluarga dan apabila hasilnya
berlebih dapat dijual sebagai tambahan penghasilan keluarga.
Pengembangan pemanfaatan pekarangan merupakan pengembangan
pola konsumsi pada tingkat mikro, untuk melengkapi kebutuhan konsumsi sekaligus
tambahan pendapatan keluarga.
Usaha di pekarangan jika dikelola secara insentif sesuai
dengan potensi pekarangan, maka disamping dapat melengkapi kebutuhan konsumsi
pangan dan gizi keluarga, juga dapat memberikan sumbangan terhadap pendapatan
keluarga.
No comments:
Post a Comment